Skip to main content

Kreatifitas, Sejauh Mata Melihat dan Sebanyak Warna Yang ada di Dunia

 Kreatifitas, Sejauh Mata Melihat dan Sebanyak Warna Yang ada di Dunia


Hari ke 40,
Pagi ini saya memulai aktivitas dengan bangun pukul 05.00, ketika udara masih segar dan suasana sekitar masih tenang. Setelah menunaikan ibadah Subuh, saya meluangkan waktu sejenak untuk menenangkan pikiran sambil menata rencana kegiatan hari ini. Rutinitas pagi saya lanjutkan dengan mandi untuk menyegarkan tubuh, kemudian sarapan sederhana berupa nasi, telur dadar, dan teh hangat. Bagi saya, kegiatan ini bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan langkah awal untuk membangun energi dan semangat sebelum berangkat ke tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Sekitar pukul 07.00, saya berangkat bersama rekan saya, Daniel, menggunakan motor menuju lokasi PKL. Perjalanan di pagi hari selalu menjadi momen transisi yang menyenangkan antara suasana rumah yang tenang dengan dunia kerja yang penuh dinamika. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 07.45 dan langsung disambut suasana hangat di laboratorium komputer. Sebelum memulai pekerjaan, kami melaksanakan kegiatan rutin piket pagi. Kegiatan ini kami jalani dengan penuh tanggung jawab, karena selain menjaga kebersihan lingkungan, hal ini juga melatih kami untuk bekerja dalam tim serta menumbuhkan disiplin dan rasa memiliki terhadap tempat kerja.

Pukul 08.30 kami menerima arahan dari pembimbing untuk melanjutkan pekerjaan yang telah dijadwalkan, yaitu Mengikuti perlombaan lagi untuk membuat Poster infografi mengenai pemeliharaan lingkungan sekitar. Tugas ini menuntut ketelitian, karena setiap elemen seperti struktur tulisan, tautan, dan tampilan harus diperhatikan dengan saksama agar hasilnya maksimal. Aktivitas ini berlangsung hingga menjelang siang dan mengajarkan kami pentingnya kesabaran serta fokus dalam pekerjaan digital yang memerlukan detail tinggi.

Pukul 12.00 kami beristirahat sejenak untuk makan siang dan mengembalikan energi. Setelah istirahat selama satu jam, kami kembali ke laboratorium pada pukul 13.00 untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. Kami juga mendapat tugas baru untuk membuat surat kepada pahlawan nasional. Dengan semangat baru, kami memperbaiki bagian-bagian yang masih kurang dan menata ulang halaman agar tampil lebih rapi dan informatif.

Menjelang pukul 16.00, kami menutup kegiatan dengan membersihkan area kerja serta melakukan evaluasi ringan terhadap hasil pekerjaan hari ini. Secara keseluruhan, hari ini memberikan pelajaran berharga tentang konsistensi, tanggung jawab, dan kerja sama tim. Pengalaman di hari ke-40 ini semakin memperkaya wawasan saya tentang dunia kerja, khususnya dalam bidang teknologi informasi dan manajemen konten digital.

Berikut materi hari ini :

Poster Infografi

Poster infografis adalah gabungan antara teks, gambar, dan data visual yang dirancang untuk menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dan menarik.
Berbeda dari poster biasa yang fokus pada teks atau gambar tunggal, poster infografis menekankan pada penyajian data dan konsep secara visual, agar mudah dipahami hanya dengan melihat sekilas.

Tujuan

1. Menyederhanakan informasi yang kompleks
Data atau konsep yang rumit bisa dibuat lebih mudah dimengerti lewat grafik, ikon, dan visualisasi sederhana.

2. Menarik perhatian audiens
Warna, ilustrasi, dan tata letak menarik membuat orang lebih tertarik membaca dan memahami isinya.

3. Memperkuat pesan utama
Dengan struktur visual yang terarah, pesan inti lebih mudah diingat oleh pembaca.

4. Efisien dan komunikatif
Dalam waktu singkat, pembaca bisa menangkap inti informasi tanpa perlu membaca paragraf panjang.

Poster infografis adalah alat komunikasi visual yang efektif untuk menyampaikan pesan edukatif, sosial, maupun promosi.
Dengan menggabungkan data, desain, dan narasi visual, poster infografis mampu membuat informasi lebih mudah dipahami, menarik, dan berkesan.

Berikut poster yang say buat :


Berikut surat yang saya tulis :

Surat untuk S.K. Trimurti

Kepada Ibu yang menulis perjuangan dengan tinta dan keberanian.

Ibu S.K. Trimurti yang terhormat,
Saya menulis surat ini dengan rasa takjub sekaligus malu. Takjub karena menemukan kisah perjuangan seorang perempuan yang begitu teguh di masa di mana suara perempuan jarang didengar. Dan malu, karena saya seperti banyak anak muda lain baru mengenal nama Ibu dari lembar sejarah yang tipis, bukan dari percakapan sehari-hari di negeri yang Ibu bantu lahirkan.

Ibu, saya membaca bahwa Ibu pernah dipenjara oleh penjajah karena tulisan-tulisan yang dianggap berbahaya. Bahaya bagi mereka, tapi cahaya bagi kita. Kata-kata Ibu menggugah bukan dengan amarah, tapi dengan keberanian yang jernih. Saya membayangkan tangan Ibu yang menulis di meja kayu sederhana, di bawah cahaya lampu minyak, dengan satu keyakinan: bahwa bangsa ini berhak merdeka tidak hanya dari penjajahan asing, tetapi juga dari ketidakadilan sosial.

Ketika saya membaca kisah hidup Ibu, ada sesuatu yang berbeda. Ibu bukan hanya berbicara tentang kemerdekaan dari penjajah, tapi juga kemerdekaan dari ketakutan, dari penindasan terhadap kaum kecil, dari batasan yang mengekang perempuan.
Ibu memperjuangkan Indonesia yang adil bagi semua, tanpa harus berteriak paling keras, karena Ibu tahu: keberanian yang sejati tidak selalu bersuara lantang kadang ia berbisik, tapi tak pernah padam.

Saya membayangkan betapa sulitnya menjadi perempuan pejuang di masa itu. Dunia menolak mendengarkan, tapi Ibu terus menulis. Dunia menertawakan, tapi Ibu tetap melangkah.
Ibu mengajarkan bahwa melawan tidak selalu dengan senjata bisa juga dengan pena, dengan ide, dengan hati yang tidak menyerah meski tubuhnya lelah.

Sekarang, puluhan tahun setelah Ibu menutup mata, dunia yang Ibu perjuangkan masih berjuang. Masih ada pekerja yang tertindas, masih ada perempuan yang suaranya diabaikan, masih ada rakyat yang belum menikmati arti sejati dari kemerdekaan yang dulu Ibu impikan. Tapi saya percaya, kalau Ibu masih di sini, Ibu tidak akan marah Ibu akan berkata lembut:

“Lanjutkan perjuangan itu, tapi jangan dengan kebencian. Dengan kejujuran dan kasih.”

Itulah pelajaran paling indah dari sosok seperti Ibu. Bahwa kemerdekaan tanpa moral adalah kehampaan.
Bahwa perjuangan tanpa kasih hanyalah ambisi.
Bahwa bangsa ini tidak akan kuat kalau hanya diikat oleh kebanggaan, tapi harus disatukan oleh empati.

Ibu Trimurti, di zaman ini, kami punya teknologi, punya media sosial, punya kebebasan bicara. Tapi sering kali, kami kehilangan arah. Kami sibuk berbicara tanpa mendengar, sibuk menuntut tanpa bekerja, sibuk mencintai tanah air tanpa benar-benar memahami rakyatnya.
Mungkin kami perlu belajar lagi dari cara Ibu diam tapi tegas.
Lembut tapi mengguncang.
Manusia tapi seteguh baja.

Saya berterima kasih kepada Ibu, karena lewat kisah Ibu saya belajar bahwa nasionalisme bukan hanya soal mencintai bendera, tapi juga menghormati setiap manusia di bawahnya. Bahwa menjadi Indonesia berarti berani berpihak kepada yang lemah, yang miskin, yang tidak punya suara.

Surat ini mungkin tak akan sampai ke tangan Ibu. Tapi saya ingin percaya, di tempat Ibu kini beristirahat, semangat Ibu tetap hidup di hati setiap perempuan yang berani berbicara, di tangan setiap penulis yang menulis kebenaran, dan di langkah setiap rakyat kecil yang tetap bekerja jujur meski tak dikenal sejarah.

Terima kasih, Ibu, karena telah menjadi bukti bahwa pena bisa sekuat peluru, bahwa kasih bisa lebih dahsyat dari kekuasaan.
Terima kasih, karena dalam dunia yang kadang kehilangan nurani, kisah Ibu mengingatkan kami: bahwa kemanusiaan adalah inti dari perjuangan.

Dengan hormat, cinta, dan doa,
dari generasi yang ingin belajar mencintai negeri ini seperti Ibu mencintainya dulu.

Baik, segitu saja materi saya untuk hari ini. Terimakasih kepada para pembaca yang telah menyempatkan waktunya membaca blog saya. Mohon maaf apabila ada salah kata dan kurangnya penjelasan. saya pamit undur diri sampai bertemu di blog saya yang lainnya.
Azash.

Comments

Popular posts from this blog

Institut Sains dan Teknologi Nasional

PENGALAMAN PKL DI ISTN Perkenalkan nama saya Mustafidh Rafan Ahyan, saya kelas XII TJKT 2 dari SMK Yadika 12. Di blog ini saya ingin menceritakan pengalaman saya semasa PKL di ISTN. Namun, sebelum itu ISTN itu apa si? Institut Sains dan Teknologi (ISTN)  Institut Sains dan Teknologi ISTN berdiri sejak 1950, ISTN merupakan salah satu perguruan tinggi swasta tertua di Indonesia. Dengan visinya yaitu, Center of Excellence dalam pendidikan tinggi sains dan teknologi yang kreatif, inovatif, unggul, dan berjiwa pelopor. ISTN menghasilkan lulusan yang pancasilais, kompeten, dan berkarakter tangguh, serta adaptif terhadap perkembangan teknologi dan perubahan zaman. Ketika masih kelas 11, saya di beritahu oleh pengurus pkl dari pihak sekolah, bahwa ketika pkl nantinya saya akan ditempatkan di Institut Sains dan Teknologi atau jika di singkat menjadi ISTN. Awalnya saya ketika saya diberitahu bahwa saya akan di tempatkan di ISTN, saya kebingungan karna saya kurang mengetahui mengenai kampus t...

Ahli HTML Dalam Sehari

  Ahli HTML Dalam Sehari Kembali lagi bersama saya, Mustafidh Rafan Ahyan. Hari ini hari ke dua saya PKL di ISTN. Saya akan menceritakan sedikit aktivitas saya PKL hari ini. Hari ini saya belajar cara menceritakan keseharian masing-masing, lalu ditulis ke dalam Notepad++, setelah itu membuat Web dan cerita tersebut dimasukkan kedalam web lalu dirapihkan dengan menggunakan tailwind agar ketika melihat web tersebut dari handphone, tampilannya tidak berantakan. Sebelum itu Tailwind itu apasih? Notepad++ itu gunanya apasih? kok buat web pake Notepad++, emang nyambung sama HTML? HTML HTML, atau HyperText Markup Language, adalah bahasa markup standar yang digunakan untuk membuat dan merancang halaman web. Ini bukan bahasa pemrograman, melainkan bahasa yang memberikan struktur dan konten pada halaman web, memungkinkan teks, gambar, video, dan elemen lainnya ditampilkan di browser. (Berikut perbedaan HTML dengan CSS atau Javascript) Tailwind CSS Tailwind CSS adalah framework CSS yang bersi...

Analisis SWOT Dan Peta Strategi untuk Sekolah Unggul

 Analisis SWOT Dan Peta Strategi untuk Sekolah Unggul Halo kawan-kawan, kembali lagi bersama saya, Mustafidh Rafan Ahyan. Hari ini adalah hari ke lima saya PKL di ISTN. Kali ini pembelajaran kami cukup menarik karena membahas tentang SWOT. Seperti biasa, saya melaksanakan kegiatan PKL saya di ISTN dimulai dengan Piket terlebih dahulu di masing-masing ruangan. Kali ini saya kebagian tugas menyapu lantai lagi tetapi di ruangan A bukan di ruang B seperti kemarin. Setelah menyapu kami pun duduk di ruangan B sambil menunggu Pak Riadi sampai. Ternyata Pak Riadi sedang ada tugas lain, dan belum bisa hadir untuk memberikan bimbingan pada jam pagi. Akhirnya Pak Riadi memberikan tugas kepada kami untuk mempelajari mengenai SWOT. Setelah memahami materi mengenai SWOT, kami pun diberi tugas untuk menganalisis SWOT dari sebuah sekolah dan universitas. (Proses Pembelajaran) (Proses Materi) (Pada saat istirahat) Tetapi sebelumnya, SWOT itu apasi? dan guanya untuk sekolah dan universitas apa? mari...